Wah, Desa di Bali Kembangkan Energi Biogas Rumahan

May 12, 2011 at 5:40 pm Leave a comment

Desa-desa di Provinsi Bali terus mengembangkan energi alternatif berupa pengolahan limbah ternak menjadi biogas rumahan guna mewujudkan kemandirian energi.

Seperti dilakukan Warga Banjar Penyabangan, Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, sedikitnya 44 rumah di banjar tersebut telah beralih menggunakan biogas rumah sehingga tidak tergantung pada energi dari LPG.

“Sebelumnya saya memakai gas LPG dan kayu bakar namun sejak 4 bulan lalu saya menggunakan biogas rumahan dari kotoran sapi,” ujar Ni Made Bondol, warga Penyabangan, Selasa (29/03/2011).

Sumber utama biogas rumah miliknya, berasal dari digester di samping kandang berjarak sekitar 10 meter di depan rumahnya. Tiap hari digester berbentuk kubah beton (fixed dome) berukuran 10 meter kubik itu menampung sekitar 60 kg kotoran dari 8 ekor sapi miliknya.

Setelah diolah, kotoran hewan itu dialirkan lewat pipa ke dapur rumah, tempat Bondol memasak selama dua kali setiap harinya. Setelah diambil gasnya, kotoran sapi tersebut dialirkan ke tempat lain dan siap digunakan sebagai pupuk organik.

Penggunaan biogas rumah warga Penyabangan terjadi seiring masuknya program Biogas Rumah (BIRU), yang merupakan kerjasama Pemerintah Indonesia dan Belanda.
Program diinisiasi Hivos dan didanai Pemerintah Belanda ini dimulai pada Mei 2009, bertujuan untuk menciptakan sumber energi baru terbarukan ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia.

Program BIRU mulai berkembang di Bali sejak September 2010. Selain di Gianyar, biogas rumah juga dilakukan di Kabupaten Bangli, Buleleng, Tabanan, Badung dan Klungkung. Hingga akhir Maret 2011 ini, terdapat 58 keluarga di Bali yang sudah membangun dan memanfaatkan biogas rumah dari limbah ternak, baik sapi, babi maupun ayam, untuk kebutuhan rumah tangga.

Koordinator BIRU Wilayah Lombok dan Bali I Gede Suarja mengatakan, sebenarnya Bali memiliki potensi sumber energi biogas, sebagai energi terbarukan, sangat besar. Sebagian besar keluarga petani memelihara hewan ternak, seperti sapi, ayam, maupun babi yang menghasilkan kotoran sebagai sumber energi biogas.

Sebagai gambaran, keluarga petani di Bali rata-rata memiliki 2-3 ekor sapi dan  4-5 ekor babi, cukup untuk menghasilkan kotoran yang dibutuhkan untuk biogas. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal, meski harga bahan bakar minyak terus naik akibat ketergantungan tinggi pada bahan bakar minyak.

“BIRU bisa menjadi salah satu solusi tepat untuk menjawab kebutuhan energi alternatif bagi rumah tangga di Indonesia, khususnya Bali,” katanya dalam surat tertulis yang diterima okezone di Denpasar.

Untuk wilayah Bali, Suarja menambahkan, program BIRU menargetkan membangun reaktor biogas rumah ini sebanyak 500 – 600 unit hingga tahun 2012. “Program ini sesuai dengan misi Bali menuju provinsi clean and green dan Bali pulau organik,”  tambahnya.

Entry filed under: Business Opportunity, General. Tags: , , , , , .

Inovasi Mesin Pembuat Susu Kedelai dari UNY Meraih Kebebasan Finansial

Leave a comment

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Yuk Follow Theangel on Instagram ya…!!

instagram theangel

TAMANU OIL | PURE ORGANIC

@nyamplungtamanuoil (Follow IG)

BELI TAMANU Via TOPED

BISNIS ONLINE INTERNET

memiliki bisnis internet sendiri dari rumah

Categories

Blog Stats

  • 525,236 hits

Quote Of The Day

The Right Ones